beritalima.com, Sikap sregep Nggauto ditambah dengan perilaku tidak sombong, iri maupun dengki didalam kehidupan masyarakat akan menjadi dasar kebijakan pembangunan.Penyampaian yang dipaparkan Gunretno tokoh Sedulur Sikep Sukolilo Pati Jawa Tengah saat menjawab pertanyaan yang disampaikan Choirul Anam SAg pimpinan rombongan pemerintah desa Gogodeso, kecamatan Kanigoro, Kabuaten Blitar dalam program kegiatan belajar pembandingan konsep kebijakan kerja.
Rombongan yang terdiri dari perangkat pemerintah desa, PKK, BKM, BPD, tokoh masyarakat. Dalam penyampaiannya Pak Irul panggilan akrab Choirul Anam " kami sengaja ke Sukolilo, Pati, Jawa Tengah bersama dengan komponen pemerintah desa mencari ilmu yang nantinya akan kami gunakan sebagai konsep bergotong royong dalam mengambil kebijakan untuk semua komponen dan elemen yang terlibat dalam pemerintah desa Gogodeso dan diharapkan mampu mendorong semangat pelestarian budaya dan alam sekitar untuk menuju Kedaulatan Pangan".
Menurutnya Warga Sedulur Sikep tidak hanya tepat untuk pembanding dalam sikap kegotong royongan warga desa namun sikap kekeluargaan, pelestarian alam dan pertahanan untuk menjaga konsistensi pertanian sangat realistis, nantinya sikap-sikap tersebut bisa diikuti oleh Pemerintah maupun warga Desa Gogodeso.
Gunretno adalah salah satu tokoh warga Sedulur Sikep, Sukolilo, Pati, Jawa tengah. Selain aktivitasnya menyatukan seduluran Sikep, Bu Gun sapaan akrab Gunretno selain menjadi ibu rumah tangga, petani juga aktif dalam menjaga pelestarian alam. Menurut warga, pada tahun 1999 Gunretno bersama warga Sukolilo berhasil menggagalkan pendirian Pabrik Semen, dan sampai saat ini Bu Gun tetap juga aktif berjuang mempertahankan sumber mata air Gunung Kendeng dari ancaman bangunan beton raksasa pabrik semen.
Untuk diketahui bahwa Gunung Kendeng menyimpan lebih dari 200 mata air besar di wilayah 3 kecamatan Sukolilo, Kayen dan Tambak Romo. Rombongan Pemdes Gogodeso diajak melihat Omah Kendeng merupakan rumah aktivitas perjuangan mempertahakan sumber air yang ada di lokasi tersebut.
Sambutan kekeluargaan Sedulur Sikep kepada Pemerintah Desa Gogodeso sangat dirasakan, ilmu pencerahan gotong royong, sikap tidak permusuhan maupun persaingan yang tidak sehat serta sikap budaya santun sosial masyarakat benar benar diperoleh.Para peserta rombongan sangat responsif dengan kegiatan Studi banding pemdes Gogodeso.
Dan yang paling dirasakan sikap ojo gumunan, ojo duwe roso dengki, ngiren srei sangat mempunyai makna berarti dan dapat diterapkan dalam pengambilan kebijakan publik di desa gogodeso. (red)